Negara Sosialis : Salah satunya yaitu India
Ekonomi di India
India
memiliki ekonomi yang berada dalam urutan ke-10 dalam konversi mata
uang dan ke-4 terbesar dalam Paritas Daya Beli (PPP). Dia memiliki rekor
ekonomi dengan pertumbuhan tercepat sekitar 8% pada 2003. Dikarenakan
populasinya yang besar, namun pendapatan per kapita India berdasarkan
PPP hanya AS$3.262, berada di urutan ke-125 oleh Bank Dunia. Cadangan
pertukaran asing India sekitar AS$143 milyar. Mumbai merupakan ibu kota
finansial negara ini dan juga merupakan rumah dari Reserve Bank of India
dan Bombay Stock Exchange. Meskipun seperempat dari penduduk India
masih hidup di bawah garis kemiskinan, jumlah kelas menengah yang besar
telah muncul karena cepatnya pertumbuhan dalam industri teknologi
informasi.
Ekonomi
India dulunya banyak tergantung dari pertanian, namun sekarang ini
hanya menyumbang kurang dari 25% dari PDB. Industri penting lainnya
termasuk pertambangan, petroleum, pengasahan berlian, film, tekstil,
teknologi informasi, dan kerajinan tangan. Kebanyakan daerah industri
India berpusat di kota-kota utamanya. Tahun-tahun belakangan ini, India
telah muncul sebagai salah satu pemain terbesar dalam perangkat lunak
dan business process outsourcing, dengan pendapatan sekitar
AS$17,2 milyar pada 2004-2005. Dan ada juga banyak industri skala kecil
yang meyediakan lapangan kerja yang stabil bagi penduduk di kota kecil
dan pedesaan.
Meskipun
India hanya menerima sekitar tiga juta pengunjung asing setiap tahun,
pariwisata tetap penting tapi masih sumber pendapatan nasional yang
belum berkembang. Pariwisata menyumbangkan 5,3 persen dari PDB India.
Partner perdagangan utama India termasuk Amerika Serikat, Jepang,
Republik Rakyat Cina dan Uni Emirat Arab.
Ekspor
utama India termasuk produk pertanian, tekstil, batu berharga dan
perhiasan, jasa perangkat lunak dan teknologi, hasil teknik, kimia, dan
hasil kulit sedangkan komoditas impornya adalah minyak mentah, mesin,
batu berharga, pupuk, kimia. Pada tahun 2004, total ekspor India
berjumlah AS$69,18 milyar sedangkan impor sekitar AS$89,33 milyar
Pertumbuhan Ekonomi India Ditopang Oleh Kemajuan Teknologi dan SDM
Kemajuan
dan gencarnya para korporasi India telah ditopang oleh kemajuan yang
mendasar di bidang teknologi dan sumber daya manusianya. Suatu prestasi
yang telah mengejutkan dunia adalah ketika India mampu menghasilkan bom
nuklir pada akhir tahun 1990an. Suatu prestasi lain di bidang
pengembangan teknologinya adalah pusat IT di Bangalore yang juga disebut
sebagai “Silicon Valley” India. Di bidang teknologi persenjataan
moderen India juga telah semakin maju. Pada tanggal 14 Mei, 2008,
Perdana Menteri Mamohan Singh telah meresmikan DRDO (Defence Research and Development Organisation/Lembaga
Penelitian dan Pengembangan Pertahanan) India mengatakan bahwa industri
nasional India akan dalam waktu dekat mampu untuk mengembangkan
teknolgi mutakhir senjata robotics, sensor dan stealth (teknologi untuk pesawat tempur yang tidak dapat dideteksi radar).
Sementara itu, di bidang pengembangan sumber daya manusia, India telah berhasil membuat negaranya menjadi sasaran “outsourcing”
(mengontrakkan pekerjaan suatu perusahaan kepada tenaga perusahaan
lain) oleh negara IT utama seperti AS, selain telah memungkinkannya
untuk menopang kemajuan industri teknologinya sendiri, seperti di
Bangalore. Keberhasilan India di bidang SDM ini disebakan oleh strategi
pembangunan pendidikannya yang memprioritaskan pendidikan ketrampilan
tinggi untuk beberapa kelompok siswa tertentu daripada strategi
pembangunan pendidikan dasar seperti wajib belajar 6 tahun dan sekarang 9
tahun yang diterapkan di Indonesia.
Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi India untuk beberapa tahun setelah 1984 di tunjukkan pada Tabel
I di bawah. Pertumbuhan ekonomi India yang rata-rata di atas 8,0%
terjadi setelah tahun 2002. Pertumbuhan yang secara konsisten tinggi ini
sebenarnya berkaitan erat dengan perkembangan sektoralnya dan dengan
dengan langkah-langkah reformasi ekonomi yang telah dilakukan sejak
tahun 1984.
Tahun
|
Pertumbuhan Ekonomi (%)
|
1985
|
4,5
|
1986
|
4,1
|
1987
|
3,6
|
1988
|
10,1
|
1989
|
6,7
|
2000
|
4,0
|
2001
|
5,9
|
2002
|
3,9
|
2003
|
8,6
|
2004
|
7,6
|
2005
|
8,2
|
2006
|
9,1
|
Buah
bibir dunia soal perekonomian yang berkembang pesat sekarang ini adalah
China dan India. Namun jangan pernah lupa, dua negara itu juga sangat
memberi perhatian dengan kehidupan di pedesaan, dan memberi perhatian
pada pengembangan sektor pertanian. China
tidak hanya piawai menghasilkan produk manufaktur murah tetapi juga
sektor pertanian dengan kehadiran peneliti yang sudah banyak membantu
sektor pertanian di negara berkembang lainnya.
Hal
serupa juga terjadi dengan India. Negara ini tak segan-segan bersuara
lantang membela sektor pertanian dalam pertemuan Organisasi Perdagangan
Internasional (WTO). Dalam perundingan perdagangan dengan ASEAN, India
juga tak mudah membuka pasarnya dari serbuan komoditas pertanian ASEAN.
Alasannya, taruhannya adalah kepentingan rakyat banyak yang hidup di
pedesaan.
Pada
saat pertemuan program PBB yang disusun dalam bentuk Millennium
Development Goals (MDGs-21 April 2008) di Postdam-Jerman, Menteri
perdagangan India, Kamal Nath dan Menteri Luar Negeri Brazil, Celson Amoroim,
terpaksa meninggalkan ruang pertemuan di Potsdam itu. Hal ini
disebabkan program PBB yang disusun dalam bentuk MDGs tersebut, yakni
“sektor perdagangan adalah salah satu cara mengatasi kemiskinan global
yang mendera 2 miliar penduduk dunia, dan semuanya tinggal di negara
berkembang” tidak selaras (sama) dengan program yang diajukan oleh pihak
negara maju yaitu Kepala Perwakilan Dagang AS Susan Schwab dan Ketua
Komisi Perdagangan Uni Eropa (UE) Peter Mandelson.
Negara
maju dalam pertemuan di Postdam tersebut (diwakili AS dan Uni Eropa)
menuntut negara berkembang membuka pasar. Namun di sisi lain AS dan Uni
Eropa tak bersedia melakukan pemangkasan pada subsidi pertanian yang
diberi kepada para petani mereka. Subsidi inilah yang hingga kini
menghadang masuknya komoditas pertanian negara berkembang ke negara
maju.
Negara Kapitalis : Salah satunya yaitu Amerika Serikat
Ekonomi di Amerika Serikat
Amerika
Serikat menerapkan sistem ekonomi kapitalis yang didukung oleh
ketersediaan sumber daya alam yang melimpah, infrastruktur yang
dikembangkan dengan baik, dan produktivitas yang tinggi. Menurut
International Monetary Fund (IMF), PDB AS adalah $15,1 triliun, atau
sekitar 22% dari produk dunia bruto, dan dengan nilai pertukaran pasar
hampir 19% dari total produk dunia bruto menurut keseimbangan kemampuan
berbelanja (KKB).Jika dihitung sebagai negara tunggal, angka ini
merupakan yang terbesar di dunia; PDB nasional AS hanya 5% lebih kecil
dari total PDB Uni Eropa yang jumlah populasinya 62% lebih banyak. Di
antara negara-negara lainnya, Amerika Serikat menempati peringkat ke-9
di dunia menurut PDB nominal per kapita dan peringkat 6 menurut PDB
(KKB) per kapita. Dolar Amerika Serikat adalah cadangan mata uang utama
di dunia.
Gambar statistik :
Amerika
Serikat adalah importir barang terbesar pertama dan eksportir terbesar
kedua di dunia, meskipun ekspor per kapita nya masih agak rendah. Pada
tahun 2010, total defisit perdagangan Amerika Serikat adalah
$635 triliun Kanada, RRC, Meksiko, Jepang, dan Jerman adalah mitra
perdagangan utama AS. Pada 2010, minyak adalah komoditas impor terbesar,
sedangkan alat transportasi adalah komoditas ekspor terbesar Amerika
Serikat RRC dan Jepang adalah dua negara asing terbesar pemegang utang
publik AS. Bursa Saham New York di Wall Street adalah bursa saham
terbesar di dunia menurut total kapitalisasi pasar
Pada
tahun 2009, sektor swasta diperkirakan menyumbangkan 86,4% bagi
perekonomian nasional, diikuti oleh perekonomian pemerintah federal
sebesar 4,3% dan perekonomian negara bagian dan pemerintah daerah
(termasuk transfer federal) sebesar 9,3 Perekonomian AS tergolong ke
dalam perekonomian pascaindustri; sektor jasa menyumbangkan sekitar
67,8% bagi total PDB. Meskipun demikian, AS masih dianggap sebagai
kekuatan industri utama di dunia. Ladang bisnis utama menurut penerimaan
bisnis bruto berasal dari sektor perdagangan grosir dan ritel;
sedangkan menurut pendapatan bersih, bisnis utama perekonomian AS adalah
manufaktur.
Sektor
manufaktur didominasi oleh produk-produk kimia. AS merupakan produsen
minyak terbesar ketiga di dunia, dan juga importir minyak terbesar.
Negara ini juga menjadi produsen terbesar energi nuklir dan listrik,
begitu juga dengan gas alam likuid, sulfur, fosfat, dan garam. Meskipun
sektor pertanian hanya menyumbangkan kurang dari 1% bagi total PDB,AS
merupakan produsen terbesar tanaman jagung dan kedelai. Bursa Saham
New York adalah bursa saham terbesar di dunia menurut jumlah dagangan
dalam dolar. Coca-Cola dan McDonald's adalah dua merek dagang asal AS
yang paling terkenal di dunia.
Pada
Agustus 2010, angkatan kerja di Amerika Serikat berjumlah 154,1 juta
orang. Sektor pemerintahan adalah sektor yang paling banyak menyerap
tenaga kerja, yang mempekerjakan sekitar 21,2 juta orang. Sedangkan
sektor swasta yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor
kesehatan dan bantuan sosial, mempekerjakan lebih dari 16 juta orang.
Sekitar 12% angkatan kerja di AS telah tergabung ke dalam serikat
pekerja, lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara di Eropa
Barat (30% secara keseluruhan). Pada 2011, Bank Dunia menempatkan AS di
peringkat teratas negara-negara di dunia dari segi kemudahan dalam
merekrut dan memecat tenaga kerja.
Resesi
ekonomi global 2008-2012 sangat memengaruhi perekonomian Amerika
Serikat. Sebagai contoh, tingkat pengangguran semakin tinggi, Indeks
Kepercayaan Konsumen rendah, pendapatan rumah tangga terus menurun, dan
penyitaan serta kebangkrutan pribadi semakin meningkat, yang
ujung-ujungnya memicu krisis utang federal, inflasi, dan melonjaknya
harga bahan pangan dan minyak bumi. Meskipun data resmi menunjukkan
bahwa perekonomian AS sudah pulih, sebuah jajak pendapat pada tahun 2000
menunjukkan bahwa separo warga Amerika menganggap perekonomian AS masih
dalam keadaan resesi, bahkan lebih parah lagi, depresi. Pada tahun
2009, AS menjadi negara dengan produktivitas tenaga kerja per orang
tertinggi ketiga di dunia, di belakang Luksemburg dan Norwegia. Pada
tahun yang sama, AS juga menjadi negara keempat yang paling produktif
per jam, di belakang kedua negara yang disebutkan sebelumnya dan
Belanda. Jika dibandingkan dengan negara-negara Eropa, tarif pajak
penghasilan di AS masih lebih tinggi, sedangkan pajak konsumen tarifnya
lebih rendah.
Kesimpulan : Menurut kelompok kami negara yang lebih maju ialah negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis, karena pada sistem ini yang mengatur semua kegiatan ekonomi ialah pemerintah dan tidak ada campur tangan dari masyarakat. Tentunya lebih terkoordinir serta struktur organisasinya lebih rapih dan baik.
Sumber :
http://imam-handok-doank.blogspot.com/2011/03/perekonomian-kanada.html
http://www.portalreksadana.com/node/633
http://dashboard.bappenas.go.id/view/ekonomi-amerika-serikat
Kelompok : - Anggun Puspa Devi
- Alin Aprilian
- Ghema Nugraha
- Ricky Alfiyandi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar