Rabu, 07 Mei 2014

PERBANDINGAN NEGARA DENGAN SISTEM EKONOMI KAPITALIS & SOSIALIS

Negara Sosialis : Salah satunya yaitu India

Ekonomi di India
            India memiliki ekonomi yang berada dalam urutan ke-10 dalam konversi mata uang dan ke-4 terbesar dalam Paritas Daya Beli (PPP). Dia memiliki rekor ekonomi dengan pertumbuhan tercepat sekitar 8% pada 2003. Dikarenakan populasinya yang besar, namun pendapatan per kapita India berdasarkan PPP hanya AS$3.262, berada di urutan ke-125 oleh Bank Dunia. Cadangan pertukaran asing India sekitar AS$143 milyar. Mumbai merupakan ibu kota finansial negara ini dan juga merupakan rumah dari Reserve Bank of India dan Bombay Stock Exchange. Meskipun seperempat dari penduduk India masih hidup di bawah garis kemiskinan, jumlah kelas menengah yang besar telah muncul karena cepatnya pertumbuhan dalam industri teknologi informasi.
            Ekonomi India dulunya banyak tergantung dari pertanian, namun sekarang ini hanya menyumbang kurang dari 25% dari PDB. Industri penting lainnya termasuk pertambangan, petroleum, pengasahan berlian, film, tekstil, teknologi informasi, dan kerajinan tangan. Kebanyakan daerah industri India berpusat di kota-kota utamanya. Tahun-tahun belakangan ini, India telah muncul sebagai salah satu pemain terbesar dalam perangkat lunak dan business process outsourcing, dengan pendapatan sekitar AS$17,2 milyar pada 2004-2005. Dan ada juga banyak industri skala kecil yang meyediakan lapangan kerja yang stabil bagi penduduk di kota kecil dan pedesaan.
            Meskipun India hanya menerima sekitar tiga juta pengunjung asing setiap tahun, pariwisata tetap penting tapi masih sumber pendapatan nasional yang belum berkembang. Pariwisata menyumbangkan 5,3 persen dari PDB India. Partner perdagangan utama India termasuk Amerika Serikat, Jepang, Republik Rakyat Cina dan Uni Emirat Arab.
            Ekspor utama India termasuk produk pertanian, tekstil, batu berharga dan perhiasan, jasa perangkat lunak dan teknologi, hasil teknik, kimia, dan hasil kulit sedangkan komoditas impornya adalah minyak mentah, mesin, batu berharga, pupuk, kimia. Pada tahun 2004, total ekspor India berjumlah AS$69,18 milyar sedangkan impor sekitar AS$89,33 milyar
Pertumbuhan Ekonomi India Ditopang Oleh Kemajuan Teknologi dan SDM
            Kemajuan dan gencarnya para korporasi India telah ditopang oleh kemajuan yang mendasar di bidang teknologi dan sumber daya manusianya. Suatu prestasi yang telah mengejutkan dunia adalah ketika India mampu menghasilkan bom nuklir pada akhir tahun 1990an. Suatu prestasi lain di bidang pengembangan teknologinya adalah pusat IT di Bangalore yang juga disebut sebagai “Silicon Valley” India. Di bidang teknologi persenjataan moderen India juga telah semakin maju. Pada tanggal 14 Mei, 2008, Perdana Menteri Mamohan Singh telah meresmikan DRDO (Defence Research and Development Organisation/Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pertahanan) India mengatakan bahwa industri nasional India akan dalam waktu dekat mampu untuk mengembangkan teknolgi mutakhir senjata robotics, sensor dan stealth (teknologi untuk pesawat tempur yang tidak dapat dideteksi radar).
            Sementara itu, di bidang pengembangan sumber daya manusia, India telah berhasil membuat negaranya menjadi sasaran “outsourcing” (mengontrakkan pekerjaan suatu perusahaan kepada tenaga perusahaan lain) oleh negara IT utama seperti AS, selain telah memungkinkannya untuk menopang kemajuan industri teknologinya sendiri, seperti di Bangalore. Keberhasilan India di bidang SDM ini disebakan oleh strategi pembangunan pendidikannya yang memprioritaskan pendidikan ketrampilan tinggi untuk beberapa kelompok siswa tertentu daripada strategi pembangunan pendidikan dasar seperti wajib belajar 6 tahun dan sekarang 9 tahun yang diterapkan di Indonesia.
Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi
            Pertumbuhan ekonomi India untuk beberapa tahun setelah 1984 di tunjukkan pada Tabel I di bawah. Pertumbuhan ekonomi India yang rata-rata di atas 8,0% terjadi setelah tahun 2002. Pertumbuhan yang secara konsisten tinggi ini sebenarnya berkaitan erat dengan perkembangan sektoralnya dan dengan dengan langkah-langkah reformasi ekonomi yang telah dilakukan sejak tahun 1984.
Tahun
Pertumbuhan Ekonomi (%)
1985
4,5
1986
4,1
1987
3,6
1988
10,1
1989
6,7
2000
4,0
2001
5,9
2002
3,9
2003
8,6
2004
7,6
2005
8,2
2006
9,1
Buah bibir dunia soal perekonomian yang berkembang pesat sekarang ini adalah China dan India. Namun jangan pernah lupa, dua negara itu juga sangat memberi perhatian dengan kehidupan di pedesaan, dan memberi perhatian pada pengembangan sektor pertanian. China tidak hanya piawai menghasilkan produk manufaktur murah tetapi juga sektor pertanian dengan kehadiran peneliti yang sudah banyak membantu sektor pertanian di negara berkembang lainnya.
            Hal serupa juga terjadi dengan India. Negara ini tak segan-segan bersuara lantang membela sektor pertanian dalam pertemuan Organisasi Perdagangan Internasional (WTO). Dalam perundingan perdagangan dengan ASEAN, India juga tak mudah membuka pasarnya dari serbuan komoditas pertanian ASEAN. Alasannya, taruhannya adalah kepentingan rakyat banyak yang hidup di pedesaan.
            Pada saat pertemuan program PBB yang disusun dalam bentuk Millennium Development Goals (MDGs-21 April 2008) di Postdam-Jerman, Menteri perdagangan India, Kamal Nath dan Menteri Luar Negeri Brazil, Celson Amoroim, terpaksa meninggalkan ruang pertemuan di Potsdam itu. Hal ini disebabkan program PBB yang disusun dalam bentuk MDGs tersebut, yakni “sektor perdagangan adalah salah satu cara mengatasi kemiskinan global yang mendera 2 miliar penduduk dunia, dan semuanya tinggal di negara berkembang” tidak selaras (sama) dengan program yang diajukan oleh pihak negara maju yaitu Kepala Perwakilan Dagang AS Susan Schwab dan Ketua Komisi Perdagangan Uni Eropa (UE) Peter Mandelson.
            Negara maju dalam pertemuan di Postdam tersebut (diwakili AS dan Uni Eropa) menuntut negara berkembang membuka pasar. Namun di sisi lain AS dan Uni Eropa tak bersedia melakukan pemangkasan pada subsidi pertanian yang diberi kepada para petani mereka. Subsidi inilah yang hingga kini menghadang masuknya komoditas pertanian negara berkembang ke negara maju.
Negara Kapitalis : Salah satunya yaitu Amerika Serikat

Ekonomi di Amerika Serikat
            Amerika Serikat menerapkan sistem ekonomi kapitalis yang didukung oleh ketersediaan sumber daya alam yang melimpah, infrastruktur yang dikembangkan dengan baik, dan produktivitas yang tinggi. Menurut International Monetary Fund (IMF), PDB AS adalah $15,1 triliun, atau sekitar 22% dari produk dunia bruto, dan dengan nilai pertukaran pasar hampir 19% dari total produk dunia bruto menurut keseimbangan kemampuan berbelanja (KKB).Jika dihitung sebagai negara tunggal, angka ini merupakan yang terbesar di dunia; PDB nasional AS hanya 5% lebih kecil dari total PDB Uni Eropa yang jumlah populasinya 62% lebih banyak. Di antara negara-negara lainnya, Amerika Serikat menempati peringkat ke-9 di dunia menurut PDB nominal per kapita dan peringkat 6 menurut PDB (KKB) per kapita. Dolar Amerika Serikat adalah cadangan mata uang utama di dunia.

Gambar statistik : 



            Amerika Serikat adalah importir barang terbesar pertama dan eksportir terbesar kedua di dunia, meskipun ekspor per kapita nya masih agak rendah. Pada tahun 2010, total defisit perdagangan Amerika Serikat adalah $635  triliun Kanada, RRC, Meksiko, Jepang, dan Jerman adalah mitra perdagangan utama AS. Pada 2010, minyak adalah komoditas impor terbesar, sedangkan alat transportasi adalah komoditas ekspor terbesar Amerika Serikat RRC dan Jepang adalah dua negara asing terbesar pemegang utang publik AS. Bursa Saham New York di Wall Street adalah bursa saham terbesar di dunia menurut total kapitalisasi pasar
            Pada tahun 2009, sektor swasta diperkirakan menyumbangkan 86,4% bagi perekonomian nasional, diikuti oleh perekonomian pemerintah federal sebesar 4,3% dan perekonomian negara bagian dan pemerintah daerah (termasuk transfer federal) sebesar 9,3 Perekonomian AS tergolong ke dalam perekonomian pascaindustri; sektor jasa menyumbangkan sekitar 67,8% bagi total PDB. Meskipun demikian, AS masih dianggap sebagai kekuatan industri utama di dunia. Ladang bisnis utama menurut penerimaan bisnis bruto berasal dari sektor perdagangan grosir dan ritel; sedangkan menurut pendapatan bersih, bisnis utama perekonomian AS adalah manufaktur.
           
Sektor manufaktur didominasi oleh produk-produk kimia. AS merupakan produsen minyak terbesar ketiga di dunia, dan juga importir minyak terbesar. Negara ini juga menjadi produsen terbesar energi nuklir dan listrik, begitu juga dengan gas alam likuid, sulfur, fosfat, dan garam. Meskipun sektor pertanian hanya menyumbangkan kurang dari 1% bagi total PDB,AS merupakan produsen terbesar tanaman jagung  dan kedelai.  Bursa Saham New York adalah bursa saham terbesar di dunia menurut jumlah dagangan dalam dolar. Coca-Cola dan McDonald's adalah dua merek dagang asal AS yang paling terkenal di dunia.
            Pada Agustus 2010, angkatan kerja di Amerika Serikat berjumlah 154,1 juta orang. Sektor pemerintahan adalah sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja, yang mempekerjakan sekitar 21,2 juta orang. Sedangkan sektor swasta yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor kesehatan dan bantuan sosial, mempekerjakan lebih dari 16 juta orang. Sekitar 12% angkatan kerja di AS telah tergabung ke dalam serikat pekerja, lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara di Eropa Barat (30% secara keseluruhan). Pada 2011, Bank Dunia menempatkan AS di peringkat teratas negara-negara di dunia dari segi kemudahan dalam merekrut dan memecat tenaga kerja.
            Resesi ekonomi global 2008-2012 sangat memengaruhi perekonomian Amerika Serikat. Sebagai contoh, tingkat pengangguran semakin tinggi, Indeks Kepercayaan Konsumen rendah, pendapatan rumah tangga terus menurun, dan penyitaan serta kebangkrutan pribadi semakin meningkat, yang ujung-ujungnya memicu krisis utang federal, inflasi, dan melonjaknya harga bahan pangan dan minyak bumi. Meskipun data resmi menunjukkan bahwa perekonomian AS sudah pulih, sebuah jajak pendapat pada tahun 2000 menunjukkan bahwa separo warga Amerika menganggap perekonomian AS masih dalam keadaan resesi, bahkan lebih parah lagi, depresi. Pada tahun 2009, AS menjadi negara dengan produktivitas tenaga kerja per orang tertinggi ketiga di dunia, di belakang Luksemburg dan Norwegia. Pada tahun yang sama, AS juga menjadi negara keempat yang paling produktif per jam, di belakang kedua negara yang disebutkan sebelumnya dan Belanda. Jika dibandingkan dengan negara-negara Eropa, tarif pajak penghasilan di AS masih lebih tinggi, sedangkan pajak konsumen tarifnya lebih rendah.

Kesimpulan : Menurut kelompok kami negara yang lebih maju ialah negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis, karena pada sistem ini yang mengatur semua kegiatan ekonomi ialah pemerintah dan tidak ada campur tangan dari masyarakat. Tentunya lebih terkoordinir serta struktur organisasinya lebih rapih dan baik.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat                                              
http://imam-handok-doank.blogspot.com/2011/03/perekonomian-kanada.html
http://www.portalreksadana.com/node/633
http://dashboard.bappenas.go.id/view/ekonomi-amerika-serikat
Kelompok :       -     Anggun Puspa Devi
-          Alin Aprilian
-          Ghema Nugraha
                         -          Ricky Alfiyandi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar