Kontribusi Kimia Farma dalam Perekonomian Indonesia
Kimia Farma melalui anak perusahaannya PT. Kimia Farma Apotek terus mengembangkan bisnis dengan memperkuat jaringan layanan ritel farmasi dengan konsep layanan ritel farmasi One Stop Health Care Solution (OSHcS) dan layanan kesehatan terpadu, mulai dari layanan klinik, layanan laboratorium klinik, layanan apotek, dan layanan kesehatan lainnya.
PT. Kimia Farma juga telah melakukan ekspansi bisnisnya tidak hanya di tingkat nasional tapi juga mulai memasuki tingkat perdagangan internasional. Produk-produk Kimia Farma yang mencakup produk obat jadi dan sediaan farmasi serta bahan baku obat seperti Iodine dan Quinine telah memasuki pasar dinegara : Eropa, India, Jepang, Taiwan dan Selandia Baru. Produk Jadi dan Kosmetik telah dipasarkan ke Yemen, Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Vietnam, Sudan, dan Papua New Guinea. Demikian juga untuk produk-produk herbal yang berasal dari bahan alami juga telah dipersiapkan proses registrasinya untuk memasuki pasar baru seperti : Filipina, Myanmar, Pakistan, Uni Emirat Arab, Oman, Bahrain dan Bangladesh. Produk Herbal merupakan target utama korporasi untuk periode mendatang mengingat banyaknya peminat dan pembeli potensial yang telah menunjukkan minat untuk melakukan hubungan bisnis dengan perusahaan.
Dirut PT Kimia Farma (Persero) Tbk, Rusdi Rosman mengatakan bahwa
sebagai salah satu bentuk partisipasi aktif dan dukungan terhadap
program pemerintah di dalam pemberlakuan Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN), di tahun 2013 ini Kimia Farma telah mendirikan 100 Apotek baru
dan 100 Klinik baru di seluruh Indonesia. Kini Kimia Farma memiliki
lebih dari 500 apotek dan 200 klinik yang siap melayani seluruh peserta
BPJS yang akan diimplementasikan pada 1 Januari 2014 mendatang, sehingga
pada tahun 2018 akan memiliki 1000-an apotek dan klinik sebagaimana
telah dicanangkan sejak 2011 yang lalu.
Perusahaan farmasi pelat merah PT Kimia Farma (Persero) Tbk. (KAEF)
menargetkan kontribusi penjualan obat generik melonjak dari Rp350 miliar
menjadi Rp800 miliar tahun ini seiring dengan pemberlakuan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Pemberlakuan BPJS Kesehatan itu dinilai
mampu memberikan nilai tambah bagi perseroan, baik potensi kenaikan
omzet maupun laba bersih.“Pangsa pasar obat generik mencapai Rp12 triliun dari pelaksanaan program tersebut. Itu diperebutkan oleh 240 industri dan kontribusi obat generik masih relatif kecil, yakni di bawah 10% dibandingkan dengan total pendapatan Kimia Farma. perseroan menargetkan pendapatan sebesar Rp5,3 triliun
pada tahun ini atau tumbuh 15,2% dari rencana kerja dan anggaran
perusahaan (RKAP) tahun lalu Rp4,6 triliun.
Langkah-langkah tersebut merupakan strategi PT Kimia Farma untuk terus
meningkatkan market share dalam upaya memenangkan persaingan yang
semakin ketat dengan total jumlah apotek seluruh Indonesia saat ini
mencapai 26.451 apotek.
Selain peningkatan market share, Kimia Farma pun fokus menjadi penyedia
layanan kesehatan untuk peserta BPJS. Kesiapan tersebut antara lain
melalui ketersediaan produk-produk yang terjamin kualitas dan mutunya,
kontinuitas produk melalui proses pendistribusian hingga ke pelosok
daerah dan juga sebaran layanan kesehatan di seluruh daerah. Saat ini,
Kimia Farma juga sudah menyiapkan sistem informasi yang terintegrasi
yang dapat mengelola data base peserta BPJS sehingga memudahkan dalam
pelayanan dan monitoring peserta yang berobat ke seluruh jaringan klinik
– klinik Kesehatan Kimia Farma.
Sumber : http://market.bisnis.com/read/20140109/192/196472/bpjs-kesehatan-beroperasi-omzet-obat-generik-kimia-farma-kaef-bakal-melonjak
http://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_Farma
http://www.kimiafarma.co.id/detail.php?i=358
Tidak ada komentar:
Posting Komentar